Sejarah browser ini cukup panjang dan menarik untuk ditinjau kembali. Pertama kali browser dirilis pada tahun 1993 dengan nama Mosaic (kemudian berganti menjadi Netscape) yang dikembangkan oleh Tim Berners-Lee.
Dua tahun kemudian Microsoft memulai perang peramban web pertama dalam industri internet dan merilis Internet Explorer. Internet Explorer mencapai puncak kesuksesan pada tahun 2002 dimana 95% penjelajah internet di dunia menggunakan Internet Explorer. Tahun 2019 ini Internet Explorer hanya bisa menguasai pangsa pasar 3,67% penjelajah web.
Sebelumnya Opera juga rilis pada tahun 1996, tepat satu tahun setelah Internet Explorer rilis. Namun Opera tidak sesukses Internet Explorer, karena demikian Opera mengincar pasar ponsel untuk perangkat lunaknya. Makanya jangan heran ketika Nokia browsernya di dominasi oleh Opera Mini.
Tahun 1998 Netscape berkembang menjadi Mozilla Foundation. Nah dari situlah Firefox yang kita kenal itu lahir. Firefox akhirnya memiliki pangsa pasar sebesar 9,42% penjelajah web pada tahun 2019.
Safari memulai petualangannya pada Januari 2003. Memiliki pangsa dominan pada produk Apple dan Mac OS, Safari berhasil menguasai 9,16% pangsa pasar penjelajah web pada tahun 2019 ini.
September 2008, browser sejuta umat Google Chrome baru saja rilis. Jumlah pengguna Chrome semakin meningkat tiap tahun dan ini berbanding terbalik dengan Internet Explorer yang terus mengalami penurunan. Pada tahun 2019 ini Chrome berhasil menguasai pangsa pasar sebesar 68,9% penjelajah web.
Ada beberapa peramban web yang populer seperti Google Chrome, Firefox, Uc Browser, Opera Mini dan Safari. Diantara browser tersebut tentu tidak semua orang pakai, pemakaian browser tergantung dari kebutuhan pengguna.
Sesuai dengan judul artikel, disini kita akan membandingkan dua browser yakni Chrome dan Brave. Dua buah browser yang memiliki popularitas berbanding terbalik namun kualitas belum tentu jauh beda. Mimin akan memaparkannya berdasarkan pengalaman pemakaian sendiri.
Kita mulai dulu dari Chrome. Pertama kali menggunakan android mimin memakai Chrome sebagai browser utama. Pengalaman yang diberikan bagus, kecepatan akses dan menerjemahkan file html pada halaman web lumayan dibanding dengan browser bawaan.
Mode hemat kuota juga ada namun tidak sebaik Uc Browser dan Opera Mini. Kompresi gambar pada halaman web juga relatif minim sehingga butuh waktu lebih untuk memuat gambar reolusi tinggi dan tentunya boros kuota internet.
Tapi yang terbaik dari browser Chrome ini adalah sinkronisasi berkelanjutan dari akun Google yang pernah kita masukkan ketika menggunakan Chrome. Ini yang mimin suka, walaupun hapus data tapi datanya masih tetap tersimpan via cloud.
Dibalik banyaknya kelebihan yang dimiliki ada satu yang kurang, yakni AdBlock yang tidak ada bahkan pemblokir Pop-Up yang sangat payah. Kita sudah mengaktifkan pemblokiran pop-up tapi masih saja ada banyak pop-up yang meresahkan. Bahkan iklan dari operator tidak bisa dideteksi oleh Chrome.
Selain itu, mimin masih memakai Samsung Galaxy J1 Ace yang RAM cuma 1GB merasa kurang enak dengan performa Chrome yang terlalu banyak membutuhkan ruang memory karena cache yang super besar ketika sedang dijalankan.
Sudah membahas Chrome, kita melangkah ke Brave. Mungkin ada di antara kita yang baru tahu bahwa ternyata Brave ini memang ada. Brave pertama kali diumumkan pada tanggal 20 Januari 2016. Di Brave, kalian bisa mendapatkan saldo dalam kurs BAT yang kemudian bisa disumbangkan ke konten kreator terdaftar.
Brave adalah browser yang berbasis Chromium dan Blink. Makanya jangan heran ketika melihat tampilan Brave yang mirip dengan Chrome. Secara keseluruhan Brave jauh lebih baik daripada Chrome. Mengapa demikian?
Pertama, Brave bisa memblokir pelacakan yang ada pada situs tertentu. Chrome punya fitur ini? Tidak! Brave memiliki kualitas AdBlock dan pemblokiran Pop-Up lebih bagus dan sempurna jauh diatas Chrome yang sangat payah dalam hal ini. Karena AdBlock-nya lah, Brave sangat dibenci oleh para publisher.
Selain AdBlock yang super mantul, Brave juga memiliki fitur untuk menonaktifkan JavaScript dan tentunya bisa memblokir penggunan kuki (Cookie). Selain itu Brave juga sedikit lebih cepat dalam memproses halaman pada suatu website.
Dengan hape mimin yang cuma punya RAM 1GB, Brave adalah solusi tepat untuk browser penggati Chrome yang telalu memakan banyak memori karena cache yang kegedean.
Oh iya, mimin hampir lupa! Brave ternyata memiliki kemampuan untuk menjalankan video di latar belakang tab maupun aplikasi baik dalam mode tampilan mobile maupun desktop. Sedangkan Chrome hanya bisa menjalankan video di latar belakang ketika dalam mode tampilan desktop, itu pun harus pandai memanajemen tab.
Brave banyak mengungguli Chrome, tapi tentunya Brave tidak punya fitur sinkronisasi akun Google. Ini yang sebenarnya ribet juga. Ketika kita menghapus Brave dari peradaban memori kita, maka semuanya ikut hilang tanpa jejak kecuali kita backup datanya ke cloud Brave lewat sinkronisasi riwayat & kuki.
Kekurangan lainnya adalah kebanyakan varian terbaru Brave tidak didukung oleh OS Android yang lawas seperti Android Lollipop (v5) ke bawah. Jadi terpaksa mimin download yang versi lawas dengan varian arc armeabiv8.
Jadi kedua browser ini punya kelebihan dan kelemahan masing masing. Jikalau kita lebih banyak online menggunakan produk Google seperti Gmail, Youtube, Classroom, Drive, Blogger dan lain-lain disarankan untuk menggunakan Chrome.
Jika tujuan kalian adalah untuk keperluan mencari file di situs-situs download yang banyak iklan, dan mencari aman disarankan untuk menggunakan Brave Browser. Gunakanlah browser yang sesuai dengan kebutuhan agar kenyamanan tetap berlangsung.
Referensi: Desktop Browser Market Share Worldwide - November 2019 untuk data pangsa pasar.
Disclaimer: Walaupun gambar sudah diedit sedemikian rupa agar sesuai konteks, kami akan tetap mencantumkan sumber gambar asli!
Disclaimer: Walaupun gambar sudah diedit sedemikian rupa agar sesuai konteks, kami akan tetap mencantumkan sumber gambar asli!
7 komentar
Edge juga secara bawaan terpasang ketika kita menginstal Windows 10. Jadi tanpa download browser lagi, pakai Edge saja atau Internet Explorer.
Berdasarkan data Desktop Browser Market Share November 2019 dari situs StatCounter.com, Edge berada di urutan ke-4 dengan menguasai pangsa pasar 4.57% pengguna internet di dunia.