bQsqpPcZvKyg8Vvzo6jobl9lgcVr4zroDMLffJhS
Bookmark

Perbandingan Kualitas Film Adaptasi Miss Granny Dari 3 Versi Negara

adaptasi film miss granny
Bagi para pecinta film, mungkin tak asing lagi dengan film Miss Granny yang asalnya dari Korea Selatan. Film ini memiliki berbagai versi dari beberapa negara yang ada di Asia. Ada versi Jepang, Cina, Vietnam, Thailand dan Indonesia. Kesemua versi tersebut admin sudah melihat 3 film diantaranya versi Cina, Thailand dan Indonesia.

Dan memurut admin sendiri, versi yang paling bagus yaitu versi dari negara Gajah Putih yakni Thailand walaupun versi Thailand merupakan versi yang urutan kedua yang admin nonton. Pertama kali admin tahu film ini bermula dari mencari film dengan jalan cerita yang menarik dan bikin ngakak plus baper. Nah admin mendapat film dengan judul "20 Once Again" yang ternyata adalah film dari Cina.

Karena saking menariknya, admin mencari lebih detail tentang film itu dan ternyata film tersebut merupakan adaptasi dari film Korea yang berjudul "Miss Granny". Dari situ admin terus mencari film-film dengan jalan cerita yang sama dengan 20 Once Again dan akhirnya mendapatkan film dengan judul "Suddenly 20" yang merupakan versi Thailand dari film Miss Granny. Saat menonton filmnya, admin terkejut ternyata tokoh utamanya (Parn Muda) diperankan oleh salah satu aktris yang memerankan Hantu Nak dalam film Pee Mak yaitu Davika Hoorne aktris papan atas Thailand yang merupakan blasteran 😮.

Di mulai dari Cina, Thailand dan akhirnya Indonesia, admin menyimpulkan bahwa semuanya memiliki beberapa perbedaan jalan cerita seperti ada penambahan kearifan lokal dan tentunya kualitas film yang disediakan. Tapi semua cerita dari ketiga film tersebut memiliki pokok permasalahan yang sama dan karakteristik tokoh yang sama pula.

Beda dengan waktu dulu, orang-orang lebih suka film dengan jalan cerita yang baik namun sekarang lebih memilih film dengan kualitas visual yang bagus dan menarik serta memiliki jalan cerita yang bagus. Bedakan efek visual dengan visual saja. Jadi apa saja sih perbandingan perbedaan dari ketiga adaptasi film Miss Granny tersebut?

1. 20 Once Again (Cina)

Inilah film daur ulang Miss Granny yang pertama kali admin nonton. Dalam film ini admin salut dengan tokoh utamanya Meng Lijun Muda (Yang Zishan) yang sangat menghayati lagu yang dinyanyikannya. Juga setting tempat dari versi ini sangat cocok untuk sebuah film yang asalnya dari Cina. Di sini kita juga menemukan beberapa kearifan lokal seperti permainan Mahjong yang merupakan permainan tradisional dari Cina. Menurut pendapat admin, film ini juga memiliki kekurangan seperti akting dari tokohnya kurang bagus dan tentunya sebagai film yang bergenre komedi, versi ini kurang memuaskan.

Adegan-adegan komedinya agak garing tidak seperti pada versi Thailand yang adegan komedinya bikin ngakak abiss. Maklum Cina tidaklah begitu pandai dalam membuat film komedi seperti negara master komedi Indonesia dan Thailand. Tapi tahu gak kalau ada salah satu tokoh dari versi film ini yang diperankan oleh mantan member EXO. Jadi kalau para pecinta K-Pop pasti tau dah siapa dia.

2. Suddenly 20 (Thailand)

Nah inilah versi terbaik menurut admin. Dari segi cinematography, tata artistik dan akting Thailand lebih unggul dari semua versi daur ulang yang ada. Banyak yang memuji akting Davika Hoorne sebagai Parn Muda dalam film ini, seperti cara berjalannya yang mirip dengan nenek-nenek sungguhan.

Versi ini sepertinya sukses besar sebagai film yang bergenre komedi karena dalam film ini mempunyai adegan komedi yang tidak garing dan ditambah lagi dialek orang Thailand yang bikin ketawa 😂. Pokoknya Thailand terbaik deh, dari segi pewarnaan, angle atau sudut kamera yang pas sekali. Apalagi lagu yang dinyanyikan oleh Parn kebanyakan bagus-bagus dan termasuk lagu slow yang memikat.

Adapun adengan yang membuat kita bakal sedih bahkan mengangis dalam film ini ketika Parn bernyanyi bersama band yang dibuat oleh cucunya yaitu Boom, saat sedang bernyanyi kita diperlihatkan bagaimana kondisi masa lalu Parn yang serba susah dan membesarkan anaknya sendirian tanpa seorang suami.

Nah kekurangan dari film ini ialah kurangnya kearifan lokal yang ditampilkan. Bahkan untuk pemasaran dalam negeri, film ini kurang populer namun, di luar Thailand versi ini sangatlah populer apalagi di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya.

3. Sweet 20 (Indonesia)

Versi ini sudah lumayan bagus sebagai film buatan Indonesia. Sebagai film bergenre komedi, film ini juga sukses besar sama seperti versi Thailand. Selain itu, kearifan lokal yang ditampilkan juga sangat banyak dan beragam seperti hari raya Idul Fitri dan terdapat lagu dangdut yaitu Terong Dicabein 😂. Walau sebenarnya versi ini kurang diunggulkan, di dalam negeri film ini laku abiss beda dengan versi Thailand yang tidak laku di negeri sendiri malahan laku di luar.

Menurut admin, kekurangan dari versi ini ialah dalam hal akting tokoh-tokohnya serta pengambilan sudut pandang kamera yang kurang menarik juga latar tempat yang kurang sesuai. Seperti adegan dimana Mieke (Fatma muda) bermimpi bahwa ia sudah dianggap meniggal dunia dan upacara kematiannya hanya dihadiri oleh keluarga kecilnya saja (1 rumah). Masa upacara kematian cuma dihadiri keluarga kecilnya saja?.

Lanjut, penghayatan saat menyanyikan lagu kurang pas dan kurang feeling alias main perasaan. Lagunya sangat-sangat bagus tapi jika dilihat akting saat menyanyi kurang pas karena mungkin Tatjana (pemeran Mieke) bukanlah penyanyi tulen.

Berdasarkan dari tiga versi adaptasi atau daur ulang film Miss Granny di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing versi memiliki kelebihan serta kekurangan yang dipengaruhi oleh negara yang memproduksinya. Tapi versi asli yaitu Miss Granny tetaplah menjadi yang terbaik 😊.

Dari cerita ketiga film tersebut, kita bisa mengambil pesan berupa pendidikan yaitu "Janganlah sia-siakan masa mudamu. Gunakanlah semaksimal mungkin untuk kehidupanmu kedepannya" dan "Walau orang tua itu menyusahkan dan membuat kita ribet jangan pernah membuangnya ke panti jompo karena mereka telah merawat kita dengan kasih sayang sewaktu kita masih kecil."

Nah ending dari ketiga versi di atas sangat-sangatlah kampret, mengapa? Admin tuh merasa tidak karuan, kenapa sih harus jadi tua lagi? Padahal kalau tetap muda, mereka bisa membangun kehidupan yang baru sesuai cita-cita mereka dahulu. Tapi dibalik kembalinya menjadi tua, terdapat makna kasih sayang yang tersirat antara seorang ibu dan anaknya.

Oke sekian sudah artikel hari ini. Itu adalah pendapat admin berdasarkan pengalaman sendiri. Mungkin ada yang bilang "versi Indonesia lebih bagus" ada juga "Cina lebih bagus" atau bahkan "Jepang lebih maknyus". Silahkan keluarkan pendapat kalian. Sekian dan terima kasih 😊.
1 komentar

1 komentar

Kebijakan berkomentar:
1. Meninggalkan komentar sebagai anonim tidak dibolehkan di blog ini.
2. Dilarang memasang link aktif dalam komentar.
3. Berkomentar sesuai topik.

Be nice and be respectful.
  • kangRuna
    kangRuna
    07 Januari, 2020 14:01
    malah baru tau ada versi lain miss granny, otw nonton deh wkwk
    Reply